Posted by : Unknown
March 09, 2015
Selamat siang pembaca sekalian, ketemu lagi nih, sama ane (zqyu white) B)
Kali ini ane bakalan share (berbagi) salah satu cerpen yang pernah ane buat. Cerita dikit mengenai cerpennya, bahwa cerpen yang ane buat ini kalo nggak salah dalam rangka lomba cerpen, tapi sekaligus lomba blog. Pusing dah tuh. :v
Kalo nggak salah lombanya mengangkat sebuah tempat pariwisata yang ada di bali, dan emang bagus tempat wisatanya. Ya ... Demi bernostalgia sebenernya sih belum ada stock cerpen baru ane share cerpen ini. Oke, selamat membaca!
SURAT
7 April 2014, malam itu sekitar pukul 20.00 WIB, sepucuk surat mendatangiku. Suratnya memang sederhana, hanya bertuliskan, “Sahabatku, datanglah kemari. Aku menunggu kedatanganmu.” Namun selembar kertas tebal yang menempel padanya sungguh luar biasa. Surat undangan pernikahan yang terbalut elegan namun simpel dari sahabatku yang akan menikah minggu depan. Kabar yang tidak aku duga-duga sebelumnya.
Beberapa hari setelah itu, aku bersama beberapa undangan lain yang kebetulan adalah teman dekatku pergi untuk memenuhi undangan tersebut. Namun herannya sahabatku itu pun memberikan tiket pesawat yang menempel pada undangan yang ia kirimkan. Itulah yang membuatku makin terheran-heran layaknya pemenang undian yang di telfon tengah malam.
Dari Cirebon Jawa Barat, aku bersama undangan lainnya pergi menuju ke Kuta Bali. Sudah seperti mimpi menaiki burung besi raksasa dan dibimbing senyum para bidadari berseragam rapih. Aku akhirnya dapat melihat kumpulan awan dengan jelas, aku ingin sekali bisa terbang menembus awan dengan tubuhku, untuk melengkapi mimpi indah ini.
Sesampainya di bandara Ngurah Rai, aku bersama undangan lainnya menunggu bus jemputan. Aku duduk di salah satu kursi bandara Internasional tersebut. Aku melihat kearah sebuah kotak besi yang didalamnya terdapat minuman-minuman segar. Ini seperti kotak ajaib yang dapat mengeluarkan minuman segar dari dalamnya, dengan uang sebagai pengorbanannya. Mesin tersebut bertuliskan Vending Machine .
Setelah meminta bantuan petugas bandara akhirnya aku dapat memdapatkan minuman segar dari dalam kotak ajaib tersebut. Meski aku harus kehilangan sejumlah uangku, tapi aku sangat senang karena ini adalah pengalaman yang hebat. Aku berfikir untuk menceritakan pengalaman ini kepada anak-anak ku kelak.
Beberapa menit kemudian bus jemputan pun datang. Aku mengira bus jemputannya tidaklah sebesar itu, aku merasa seperti tim Nasional sepak bola saja. Didalam bus tersebut aku duduk didekat jendela. Aku memerhatikan jendela hitam tersebut yang ternyata kacanya adalah kaca anti peluru. Aku malah berifikir bus ini untuk mengangkut para pejabat Negara.
Kami menuju Kuta Bali, ternyata jalanan di bali lebih ramai dari dugaanku, dan disini tidak terlihat sampah yang berserakan seperti di kotaku. Padahal Bali adalah bagian dari Indonesia, namun aku merasa asing disini, seperti keluar Negeri saja pikirku. Tapi perasaanku hilang ketika melihat penduduk pribumi disini, ternyata wajah kami tidak begitu jauh beda. Bekulit coklat, berperawakan kurus, dan mata sayu.
Setelah melalui perjalanan yang cukup memelahkan, Aku bersama rombongan menginap disalah satu hotel yang cukup terkemuka di sana. Aku sekamar dengan kedua orang teman dekatku yaitu Reno dan Dika. Mereka juga teman dekat dengan orang yang mengundang kami kesini, namun aku lebih mengenal ia lebih dari siapapun.
“Her, menurutmu si Yosep itu dapat uang darimana untuk ini semua?” Tanya Reno kepadaku.
“Entahlah Ren, mungkin dari orang tuanya. Orang tuanyakan pemilik kontrakan di kampung kita.” Jawabku yang sedang berbaring sembari melihat atap kamar tersebut.
“Bokat bae, wong tua e Yosep kan akeh duit Ron.” Tambah Dika dengan logat daerahnya.
“Iya yah, Beruntung deh kita punya teman baik seperti dia.” Ucap Reno sebelum tertidur.
Malam itu aku tidak bisa tidur, maka aku memutuskan untuk keluar untuk melihat langit malam. Aku memang senang bisa pergi kesini, namun dimalam harinya aku sering kali takut. Aku takut tidak bisa kembali ketempatku, aku takut tidak bisa terbangun ketika aku tidur. Maka semalaman aku memandangi langit malam yang bertabur bintang itu dengan ditemani lima cangkir kopi.
Paginya aku ditemukan tengah tertidur di kursi malas dekat kolam renang hotel yang kami singgahi. Ternyata semalam aku pun terkalahkan oleh kantuk meski sudah meminum lima cangkir kopi. Setelah kami beres-beres, kami segera cak-out dari hotel tersebut, karena kami harus menghadiri pernikahan Yosep yang merupakan orang yang mengdundang kami.
Aku tidak begitu percayadiri mengenakan jas, tidak seperti Reno dan Dika yang lebih percaya diri. Meski Dika dengan logat daerahnya, namun ia terlihat keren, meski logat dan penampilahnya membuatku tergelitik.
“Kepribe penampilan kita Her, Ron. Ganteng yoh?” Tanya Dika sambil membenarkan kerah kemejanya.
“Woh, wis keren Dik, pasti akeh sing demen.” Jawabku dengan basa daerah yang logatnya sedikit kaku.
“Duh, kita bisa-bisa kesaing kih. hahaha” Sahut Reno dibarengi dengan tawanya.
Mereka membuat kepercayadirianku naik. Dan perjalanan kamipun semakin asik dengan keriangan dibus bersama teman-teman yang lain yang cukup membuat air mataku menetes karena banyak tertawa.
Hanya beberapa menit kami sampai ke tempat tujuan, rupanya tempat ini bernama The Bay Bali. Awalnya aku mengira tempat ini sederhana, namun setelah masuk kedalamnya ternyata tempat ini luar biasa. Tempat ini bukan hanya luas dan bagus, tapi mengagumkan. Aku bisa melihat pantai dengan jelas, dan akupun bisa berguling-guling diatas pasir pantainya.
“Surga dunia bae kaya kenen, mundak akherat yah.” Ucap Dika dengan terkagum-kagum
Mungkin perkataannya benar, karena jika dinikmati dengan seksama, tempat ini bisa disebut surga dunia.
Setelah itu kami dibimbing salah-satu pegawai The Bay Bali untuk segera ketempat resepsi pernikahan Teman baik kami itu yang bertempat di Lalasa. Di Lalasa kami disambut dengan pelayanan yang rama, dan tempatnya pun indah. Meskipun disana sangatlah ramai tapi tetap nyaman. Kami disana menyaksikan pernikahan Teman baik kami yang benama Yosep.
Setelah Yosep dengan sang istri sah menikah, kami segera mendatanginya dan menyapanya. Entah mengapa aku merasa terharu bisa bertemu dengannya. Mungkin karena dia adalah sahabat yang berharga bagiku. Hampir 20 tahun aku mengenalnya, dan dia adalah pribadi yang baik sebegai teman.
“Hai Her, kamu datang juga.” Ucap Yosep sembari menjabat tanganku dengan erat.
“Manamungkin aku tidak datang kepernikahan sabatku.” Aku menunjuk kesamping sahabatku itu dan berkata, “Jadi ini istimu? seleramu memang tinggi Sep.”
“Terimakasih Her. Iya dia istriku, jangan begitu, aku bisa cemburu.”
“Ah kau ini, aku sudah punya calon kok. Nanti jika aku menikah, kamu harus datang! Awas jika kamu tidak datang, aku ketekin lagi seperti waktu kecil.” Gurauku sembari menepuk bahunya
“Ahaha jangan dong. Iya, aku pasti datang Her.”
Setelah berbincang-bincang dengannya aku memilih untuk sendiri. Meski sebentar aku berbincang dengannya aku merasa senang. Senang karena sahabatku hari ini senang. Senang karena bisa melihatnya menjadi manusia yang sempurna karena sudah memiliki pendamping hidup. Dan senang karena aku memiliki sahabat seperti dia.
Aku duduk ditepi pantai sambil menikmati angin siang disana yang cukup panas namun segar. Aku mendengarkan deburan ombak yang tidak berlalu besar namun sangat indah. Dan tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundakku yang tidak lain adalah Yosep.
“Her, jangan bengong aja, yuk kita nikmatin fasilitas disini, eman udah ku bayar nih..hehe” Ucap Yosep
“Ternyata kau Sep, Aku kira emak ku. Oke deh, aku ikut.” Sahutku dengan senang.
Kemudian Yosep mengajakku ketempat lain di The Bay Bali. Disana banyak tempat unik dan fasilitasnya sangat bagus, mungkin sudah berkelas dunia. Dan yang pertama kali kami kunjungi adalah makanan. Memang orang Indonesia dimanapun tempatnya pasti suka yang namanya makan. Dan itu sudah tidak bisa dipungkiri lagi.
Disana terdapat tempat makan yang bermacam-macam. Aku dan Yosep memilih tempat yang bernama Benihana, Dika dan Reno memilih Gyu Kaku. Namanya memang asing terdengar, namun dari bahasanya aku mengira bahwa Benihana berasal dari Negara Cina atau sekitarnya, dan Gyu Kaku berasal dari Negara Jepang.
Ternyata benar, Benihana bernuansa Cina. Disana terdapat koki yang berpakaian ala koki Negara tirai bambu tersebut dan terdapat meja dan kursi yang menghadap ke tempat koki yang menampilkan keahliannya dalam memasak. Jadi aku dapat dengan jelas memperhatikan sang koki memasak, mungkin saja aku bisa mencobanya dirumah untuk membuat anak-anakku kelak itu kagum. Karena seorang Ayah haruslah mengagumkan.
Kabarnya Dika dan Reno yang sedang makan di tempat yang bernama Gyu Kaku ternyata sungguh menarik. Gyu Kaku adalah masakan khas Jepang terutama yang berkaitan dengan BBQ atau Barbeque. Dengan pelayanan yang cepat dan ramah tempat itu sangatlah nyaman. Ditambah lagi makanan yang segar dan bergizi menjadi suatu daya tarik yang luar biasa.
“Ron, ikih mangane piye yah? Masa mangan kenen bae kudu karo sumpit? kaya mangan mie ayam bae?” Tanya Dika yang kebingungan.
“Duh, jangan buat malu dong Dik, Aku juga tidak tau makannya gimana. Tapi belagak keren aja deh.” Jawab Roni yang sibuk memakai sumpitnya.
Setelah makan-makan Yosep pun izin kembali kepada istrinya. Kami pun meminta maaf dan berterimakasih karena membuatnya meluangkan waktu yang berharga untuk kami.
“Her, Dik, Ron, Aku balik keistriku dulu yah, kangen nih hehe” Ucap Yosep
“Ah iya Sep, makasih banget udah luangin waktu buat kami.” Jawab Roni
“Duh taulah yang udah berisitri hehe” Sahutku
“Jaluk maap e kedik yah Sep, dadi ngerepot aken.” Tambah Dika
Setelah itu aku dan rombongan singah di De Opera yang sangat dekat dengan pantai. De Opera ini berfasilitas lengkap untuk menikmati pantai Bali. Pada sore hari seperti ini tidak baik untuk berjemur, namun sangat baik untuk menunggu matahari terbenam. Ditambah lagi di The Bay Bali ini juga terdapat fasilitas beristirahat yang bernama Rest & Relax. Beristirahat dan bersantai memanglah pilihan yang sangat tepat setelah seharian lelah dengan berbagai kegiatan, apalagi setelah melewati perjalanan jauh. Maka kami bertiga memutuskan untuk mencoba fasilitas ini.
“Enake, nonggoni sunset bari di pijeti.” Ucap Dika yang sedang menikmati fasilitas Rest & Relax.
Setelah menunggu beberapa menit kami pun akhirnya dapat melihat sunset dari bibir pantai yang bagian dari area The Bay Bali. Sungguh pemandangan yang amat sangat luar biasa yang pernah aku alami. Cahaya yang perlahan mulai padam dan angin yang mulai berganti arah, ditambah dengan suara deburan ombak yang anggun menjadi suatu pertunjukan yang indah.
“Yosep terimakasih, The Bay Bali luar biasa.” Ucapku ketika gelap datang.
Malam harinya ternyata masih ada acara makan malam dengan seluruh undangan. Kami diberitahu oleh Yosep bahwa makan malam kali ini adalah makanan khas Indonesia yaitu Bebek Bengil. Dari bebek yang disebut Durty Duck yang artinya Bebek Jelek ini memiliki daging yang lebih baik di bandingkan daging bebek yang lain. Tekturnya sedikit keras dibandingkan dengan daging ayam namun rasanya yang eksotis ini lebih menggoda lidah. Maka kebanyakan orang yang memakannya akan ingin terus memakannya karena ketagihan akan rasanya.
Pada acara makan malam itu, aku menempati salah satu meja yang tersedia bersama Reno, dan Dika. Suasana malam itu begitu damai. Gelapnya malam begitu terasa, dan cahayapun hanya dari lilin dan obor yang tersedia. Makan malam ini pun ditemani alunan indah dari suara deburan ombak nan merdu dikala malam. Tidak hanya suasananya, namun makanannya juga tak kalah enaknya. Hidangan Bebek bengil yang sederhana namun rasanya luar biasa ini sangatlah cocok dipadukan dengan suasana alam nan indah ini.
“Aku sudah kenyang, tapi masih ingin makan terus nih.” Ujar Roni yang kekenyangan.
“Aku sih kalau kebanyakan makan nanti tidak bisa tidur, jadi cukup segini saja deh.” Sautku sambil meminum jus.
“Ya wis, sisaan e anggo kita kabeh bae yoh Ron? Eman namun beli di pangan.” Ucap Dika yang langsung menyambar makanan Roni.
“Wis karepmu bae Dik, aku sudah tidak kuat makan.” Jawab Roni yang sedang mengelus-elus perutnya yang membesar karena terlalu kenyang.
“Yo, kesuwun Ron.” Dika segera melahap makanan Roni yang tersisa banyak itu.
“Ahahaha..” Tawaku dan Roni yang kegelian melihat tingkah dika yang begitu polos.
“Ana apa sih?” Tanya Dika dengan tulang ayam di mulutnya.
“Ora papa Dik, wis lanjut aken toil balik ning Hotel.” Jawabku sembari menahan tawa.
Setelah acara makan-makan pun selesai, kami segera pulang kehotel untuk menginap kembali. Setelah cek-in aku segera tertidur karena sudah larut juga. Tapi selama aku tertidur aku mendengar suara-suara aneh yang memanggilku. Namun aku abaikan saja dan tertidur dengan pulas.
Paginya, setelah aku bangun, aku menemukan sebuah sulat gulung ditempat tidurku. Setelah aku membukannya ternyata itu adalah Peta Harta Karun. Aku bisa tau itu karena disurat gulung tersebut tertera tulisan peta harta karun.
“Ini pasti kerjaannya Yosep.” Ujarku yang segera berisap-siap untuk pergi ketempat yang ada di peta.
Aku mendatangi tempat itu bersama Reno dan Dika. Tempatnya tidak begitu jauh, dan ternyata tempat itu masuk dalam wahana baru di The Bay Bali. Tempat itu memiliki sebuah kapal laut mini, yang didesain seperti kapal bajak laut, namun benar-benar mini. Suasana tempat itu berbeda dengan suasana tempat lain di The Bay Bali. Tempat ini lebihlah asri. Ketika kami berada disana, kami merasa tempat ini adalah pulau asing. Dan tempat ini bernama Pirates Bay Bali.
“Her, jika ini tempatnya, maka kita harus ngapain?” Tanya Reno kepadaku.
“Ya pastinya kita harus mencari harta karunlah. Inikan peta harta karun.” Jawabku sambil kembali menunjukan peta tersebut.
Tiba-tiba muncul sesosok bajak laut yang mirip Jack Sparrow dan ia menghampiri kami dengan gaya yang aneh.
“Wow! Ana Jak Separo!” Ucap Dika yang terlihat senang.
“Jack Sparrow Dik.” Sahutku.
“Kalian pasti mencari harta karun bukan? baik, aku bantu mencarinya.” Ujar bajak laut tersebut.
“Iya om Jack, mohon bantuannya.” Jawabku dengan gugup.
Setelah itu kami pun memutuskan untuk menuruti peta tersebut. Kami diberitahu oleh bajak laut tersebut bahwa ini adalah wanaha baru di The Bay Bali, dan wahana ini terdiri dari berpetualang layaknya bajak laut, bertahan hidup layaknya bajak laut, dan mencari harta karun. Tentunya yang dimaksud bertahan hidup adalah makan, dan yang menjadi daya tarik utama adalah mencari harta karun.
Setelah lama mencari dengan membaca peta, akhirnya kami sampai pada batu besar seperti yang tertera pada peta kami dan sang bajak laut tersebut memberitahu kita untuk mengangkat batu itu karena mungkin harta karun yang dimaksud ada di bawah batu itu.
“Begini kawan, angkat batu besar itu, mungkin harta karunnya ada dibawah batu tersebut.” Ujar sang bajak laut.
“Batu sebesar itu? Yang benar saja?” Ucap Reno yang terdengar enggan melakukannya.
“Sudah Ren, kita coba saja.” Sautku dengan segera mencoba menganggkat batu besar tersebut.
Aku dan Reno berusaha mengangkat batu besar tersebut, namun tidak bergerak sedikitpun. Sedangkan Dika dan sang bajak laut hanya memperhatikan kami yang sedang kesusahan.
“Woy Dik! Bantu dong!” Seruku.
“Kayak e dudu di bopong kuh.” Ucap Dika.
Dika mendekat dan mendorong batu itu kearah barat. Kemudian batu itupun bergeser perlahan sampai lubang dibatu tersebut terlihat jelas. Dan didalam lubang tersebut terdapat kotak besar. Kami mengira kotak tersebut adalah kotak harta karun, serentak saja Aku segera membuka kotak tersebut. Ternyata di dalamnya hanya terdapat kertas yang bertuliskan, “Selamat anda telah mendapatkan harta karun yang berupa bangun dari mimpi ini.”
Tiba-tiba aku terbangun dari tidurku, dan setelah aku melihat jam dan tanggal, ternyata aku terbangun pada pukul 8.00 WIB Tanggal 8 April 2014. Tepat 12 Jam setelah aku mendapatkan surat undangan pernikahan dari Yosep sahabatku yang berada di Bali.
“Ting Tong!.. Ting Tong!..” Suara bel membuatku terkejut.
Aku menghampiri pintu dengan penuh tanya.“Siapa sih bikin kaget saja?” Aku segera membuka pintu dan melihat keluar.
“Hai Her, lama tak jumpa. Aku kesini untuk memberitahumu bahwa aku akan menikah Bulan depan dengan orang Bali.” Kata-kata itu terucap dari bibir Yosep sahabatku.
~ End ~
Biodata Penulis
Zqyu White adalah penulis amatir yang lahir di kota kecil bernama Cirebon. Hobinya tidak lain adalah membaca, menulis, dan menonton film. Khususnya kartun Jepang. Keseriusan menulisnya baru muncul ketika ia duduk di bangku SMA. Hingga kini ia sering menulis cerpen atau karya sastra lainya. Meskipun sering kena marah editor, ia tetap menyukai hobi barunya. Tengok kesehariannya lewat Facebook : Fzqyu dan Instagram : Zqyu_White.
Yup, segitu saja cerpennya. Jadul banget ketikanya, masih banyak kekurangan dan pastinya ngebosenin.
Btw (Bay The Way), lomba cerpen ini ane nggak menang loh :')
Tapi nggak apa, yang penting dapat pelajaran. ^.^
Bagi yang ingin cerpennya majang disini, kalian bisa buka laman kirim cerpen.
Bagi yang ingin cerpennya majang disini, kalian bisa buka laman kirim cerpen.
Akhir kata, "Jangan bosen yah!"
tes
ReplyDelete