Posted by : Unknown January 04, 2017

Google.com


BAB. 1
PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG
            Latar belakang dibuatnya makalah ini adalah rasa ingin tahu tentang prilaku menolong. Pengertian dan apa penyebab orang menolong.

1.2.Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan masalah yang akan dibahas dalammakalahini adalah :
1.      Pengertian perilaku menolong?
2.      Mengapa orang menolong?
3.      Kapan orang menolong?
4.      Meningkatkan tingkah laku menolong.

1.3.Tujuan Makalah
Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut:
1.      Menjelaskan definisi menolong
2.      Dapat mengetahui mengapa dan kapan orang menolong
3.      Dapat meningkatkan tingkah laku menolong




BAB. 2
ISI DAN PEMBAHASAN

2.1.Definisi Perilaku Menolong
            Tingkah laku menolong atau dalam psikologi sosial dengan tingkah laku prososial.Tingkah laku prososial adalah tindakan individu untuk menolong orang lain tanpa adanya keuntungan langsung bagi si penolong (Baron, Byrne dan Branscombe :2006). Menolong sebagai tingkahlaku yang ditujukan untuk membantu orang lain, dalam beberapa kasus bisa saja tidak dapat mencapai tujuannya.

Teori Evolusi
Menurut teori evolusi, inti dari kehidupan adalah kelangsungan hidup gen. Gen dalam diri manusia telah mendorong manusia untuk memaksimalkan kesempatan berlangsungnya suatu gen agar tetap lestari.
  1. Perlindungan kerabat
            Kasih orang tua kepada anaknya tidak akan pernah putus. Orang tua akan selalu siap untuk memberikan bantuan kepada anaknya walau harus mengorbankan kepentingan dirinya demi anak-anaknya.
            Menurut teori evolusi, tindakan orang tua ini adalah demi kelangsungan gen-gen orang tua yang ada dalam diri anak. Orang tua yang mengutamakan kesejahteraan anak dibandingkan dengan kesejahteraan dirinya sendiri, gennya akan mempunyai peluang lebih besar untuk bertahan dan lestari dibandingkan orang tua yang mengabaikan anaknya.(Myers,1996).
            Hal ini berlaku juga untuk kerabat yang lebih jauh dimana kedekatan gen gen secara biologis membuat manusia terprogram secara alami untuk lebih menolong orang yang masih tergolong kerabatnya.
            2. Timbal-balik biologik.
             Dalam teori evolusi terdapat prinsip timbal-balik ,yaitu menolong untuk memperoleh pertolongan kembali (sarwono,2002).
            Seseorang menolong karena ia mengantisipasi kelak orang yang ditolong akan menolongnya kembali sebagai balasan,dan bila ia tidak menolong maka kelak ia pun tidak akan mendapat pertolongan.

2.2 MENGAPA ORANG MENOLONG?

Teori Empati
            Empati merupakan repons yang komplek meliputi komponen afektif dan kognitif. Dengan komponen afektif berarti seseorang dapat merasakan apa yang orang lain rasakan dan dengan komponen kognitif seseorang mampu memahami apa yang orang lain rasakan beserta alasannya.Daniel Batson (1995,2008) menjelaskan adanya hubungan antara empati dengan tingkah laku menolong serta menjelaskan bahwa empati adalah sumber dari motivasi altruistik.

Teori Norma Sosial
            Kegiatan menolong seperti keharusan , semua dipersepsikan sebagai sesuatu yang diharuskan oleh norma-norma masyarakat.Norma merupakan harapan-harapan masyarakat berkaitan dengan tingkah laku yang seharusnya dilakukan seseorang (Myers, 1996). Ada dua bentuk norma sosial yang memotivasi seseorang untuk melakukan tinglkah laku menolong, yaitu norma tolong timbal balik dan norma tanggng jawab sosial.
  1. Norma timbal balik
            Sosiolog Alvin Gouldner dikutip dalam Myers (1996) dan Sarwono (2002) mengemukakan salah satu norma yang bersifat universal adalah normal timbal balik yaitu seseorang harus menolong orang yang pernah menolongnya. Hal ini menyiratkan adanya prinsip balas budi dalam kehidupan bermasyarakat.
2.      Norma Tanggung Jawab Sosial
            Dalam hubungan tanggung jawab sosial orang harus memberikan pertolongan kepada orang yang membutuhkan pertolongan tanpa mengharapkan balasan di masa datang (Schwartz, 1975 dalam Sarwono 2002). Norma ini memotivasi orang untuk memberikan bantuannya kepada orang-orang yang lebih lemah dari dirinya.



2.3 Kapan Orang Akan Menolong?
Pengaruh faktor Situasional
1.      Bystander
            Atau orang-orang yang berada disekitar kejadian mempunyai peran sangat besar dalam memengaruhi seseorang saat memutuskan antara menolong atau tidak ketika dihadapkan pada keadaan darurat.
2.      Daya Tarik
            Sejauh mana seseorang mengevaluasi korban secara positif (memiliki daya tarik) akan memengaruhi kesediaan orang untuk memberikan bantuan. Apapun faktor ketertarikan bystander kepada korban, akan meningkatkan kemungkinan terjadinya respon untuk menolong (Clark,dkk,1987 dalam Baron,Byrne,Branscombe 2006).
3.      Atribusi terhadap korban
            Seseorang akan termotivasi untuk memberikan bantuan pada orang lain bila ia mengasumsikan bahwa ketidakberuntungan korban adalah di luar kendali korban (Weiner,1980).
4.      Ada Model
            Adanya model yang melakukan tingkah laku menolong dapat mendorong seseorang untuk memberikan pertolongan pada orang lain. Seperti seorang figur penting memberikan pertolongan.
5.      Desakan waktu
            Orang yang sibuk dan tergesa-gesa cenderung tidak menolong, sedangkan orang yang punya waktu luang lebih besar kemungkinannya untuk memberikan pertolongan kepada yang memerlukannya (Sarwono, 2002).
6.      Sifat kebutuhan korban
            Kesediaan untuk menolong dipengaruhi oleh kejelasan bahwa korban benar-benar membutuhkan pertolongan (clarity of need), korban memang layak mendapatkan bantuan yang dibutuhan (legitimate of need), dan bukanlah tanggung jawab korban sehingga ia memerlukan bantuan dari orang lain (atribusi eksternal) (Deaux, Dane, Wrighstman, 1993).



2.4 Pengaruh Faktor Dari Dalam Diri
1.      Suasana hati (mood)
            Emosi seseorang dapat memengaruhi  kecenderungannya untuk menolong (Baron, Byrne, Branscombe, 2006). Maka dari itu, orang cenderung akan menolong orang lain bila mana suasana hatinya tengah baik.
2.      Sifat
            Orang yang mempunyai sifat pemaaf (forgiveness), ia akan mempunyai kecenderungan mudah menolong (Karremans, dkk., 2005). Jika situasi menolong dpat memberikan penghargaan bagi dirinya, maka ia akan meningkatkan tingkah laku menolongnya (Deutsch & Lamberti, 1986).
3.      Jenis Kelamin
            Peranan gender sangat bergantung pada situasi dan bentuk pertolongan. (Deaux, Dane, Wrightsman,1993). Kecenderungan untuk menolong pada remaja perempuan lebih besar daripada remaja laki-laki (Zimmer-Gemmbeck, 2005).
4.      Tempat Tinggal
            Orang yang tinggal didaerah pedesaan lebih penolong daripada yang tinggal di daerah perkotaan. (Deaux, Dane, Wrightsman,1993). Lingkungan tempat tinggal memperngaruhi seseorang menjadi penolong.
5.      Pola Asuh
            Pola asuh di dalam keluarga yang bersifat demokratis cenderung membentuk anak menjadi penolong. Sebaliknya, pola asuh di dalam keluarga yang bersifat liberalis cenderung menjadi enggan menolong.



2.5 Meningkatkan Tingkah Laku Menolong

1)      Adanya situasi darurat dan rasa tanggung jawab setiap orang meningkatkan tingkah laku menolong. Orang yang dalam keadaan bahaya, cenderung ditolong.

2)      Meningkatkan rasa bersalah dan menciptakan self-images (gambaran diri) yang positif pada penolong  potensial juga dapat meningkatkan kemungkinan munculnya pertolongan.

3)      Melalui kegiatan amal dan memberi dukungan pada orang-orang yang melakukan tingkah laku menolong. Seperti mensosialisasikan pentingnya menolong sesama, baik sesama manusia maupun sesama mahluk hidup.


BAB. 3
Contoh Kasus

          Pada hari Minggu , Ibu dan Abith (10 tahun) pergi ke pasar untuk berbelanja. Suasana pasar sangatlah ramai dengan hilir mudik pedagang yang mengangkut barang-barang menuju kiosnya dan hilir mudik orang-orang yang hendak berbelanja. Pada saat Abith menunggu Ibunya yang sedang membayar di suatu kios, Abith melihat ada banyak buah-buahan yang berjatuhan dari kantong belanja seorang Ibu tua . Karena merasa kasihan dengan Ibu tua tersebut, seketika itu juga Abith menolong Ibu tua itu untuk membereskan buah-buahan yang berjatuhan di lantai pasar dan memasukkan buah-buahan itu ke kantong plastic yang baru.  Ibu tua itu mengucapkan terima kasih kepada Abith lalu meninggalkan Abith dan Abith pun kembali ke tempat kios dimana ia menunggu ibunya.
Dari contoh kasus diatas, bisa dianalisis bahwa terdapat beberapa langkah yang dapat menentukan untuk melakukan tindakan prososial atau tindakan berdiam diri saja:
1.      Menyadari adanya keadaan darurat.
            Pada kasus diatas , Abith menyadari  bahwa Ibu tua itu sedang mengalami keadaan darurat dan membutuhkan pertolongan orang lain.
            Namun seseorang yang terlalu sibuk  memperhatikan lingkungan sekitarnya akan gagal dalam menyadari keadaan tersebut. Misalnya saja, jika Abith terlalu asyik memperhatikan keadaan pasar yang ramai, dia mungkin saja tidak menyadari adanya keadaan darurat Ibu tua tersebut.
2.      Menginterpretasikan keadaan sebagai keadaan darurat
            Pada kasus diatas, Setelah Abith  menyadari bahwa Ibu tua itu mengalami kejadian darurat, Abith pun mempertimbangkan apakah kejadian tersebut sangat darurat dan apakah Ibu tua itu membutuhkan bantuannya.
            Ketika seseorang yang potensial  untuk menolong namun dia tidak menyadari sepenuhnya apa yang terjadi maka dia akan menahan diri dan menunggu informasi yang lebih jelas dari kejadian tersebut.
3.      Mengasumsikan bahwa dirinya bertanggung jawab untuk menolong.
            Pada kasus diatas, setelah Abith mempertimabangkan bahwa kejadian Ibu tua tersebut adalah kejadian darurat. Kemudian Abith berpikir apakah dia harus menolong Ibu tua itu atau apakah dia harus membiarkan Ibu tua itu untuk membereskan sendiri buah-buahnya yang berjatuhan.
            Salah satu alasan bahwa penolong  yang seorang diri lebih mungkin untuk bertindak prososial adalah karena tidak ada orang lain yang dapat bertanggung jawab dan penolong itu mengasumsikan bahwa dirinya juga harus bertanggung jawab.
4.      Mengetahui apa yang harus dilakukan
            Pada kasus diatas, setelah Abith mengasumsikan bahwa dia juga harus bertanggung jawab untuk menolong Ibu tua itu. Maka Abith pun memutuskan untuk menolong dan berpikir apa yang harus dilakukannya.
5.      Melaksanakan tindakan pertolongan
            Setelah Abith mengetahuiapa yang  harus dilakukannya , maka dia segera melakukan pertolongan kepada Ibu tua itu dengan cara mengambil buah-buahan yang terjatuh , dan memasukkannya ke dalam kantong plastik yang baru.
            Tindakan yang dilakukan Abith itu dilahirkan secara sukarela dan menghasilkan kebaikan untuk Ibu tua tersebut. Tindakan tersebut didasari oleh faktor empati, Empati termasuk kemampuan untuk merasakan keadaan emosional orang lain, merasa simpatik dan mencoba menyelesaikan masalah, dan mengambil perspektif orang lain.
            Faktor situasional dan personal yang menyebabkan Abith berperilaku prososial adalah karakteristik korban. Abith melihat bahwa Ibu tua tersebut harus ditolong . Abith beranggapan bahwa penyebab timbulnya masalah pada Ibu tua itu (jatuhnya buah-buahan) berada diluar kendali Ibu tua tersebut.
            Jika dilihat dari perspektif perilaku prososial yaitu perspektif belajar , orang belajar menolong melalui penguatan dan peneguhan serta peniruan. Jadi , keputusan Abith untuk menolong Ibu tua itu merupakan peniruan yang berasal dari tingkah laku orang-orang disekitaranya seperti keluarga atau bahkan orang lain diluar keluarga.



BAB. 4
Penutup
       I.            Kesimpulan
            Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa tingkah laku prososial adalah tingkah laku sosial positif yang menguntungkan, yang ditujukan bagi kesejahteraan orang lain sehingga menjadikan kondisi fisik dan psikis orang lain menjadi lebih baik, selain itu tindakan prososial dilakukan atas dasar sukarela tanpa mengharapkan reward eksternal. Faktor internal dan eksternal turut mempengaruhi perkembangan perilaku prososial pada diri manusia

    II.            Saran
            Sebagai seorang guru kita dituntut untuk memberikan pelayanan pendidikan kepada murid-murid kita, terlepas materi yang berhubungan sengan pelajaran sebagai seorang pengajar suda sepantasnya kita selalu membimbing siswa kita agar perilaku prososial mereka dapat berkembang. Beberapa strategi yang bisa dipakai guru untuk meningkatkan perilaku prososial murid (Santrock;2008, Honig & Wittmer, 1996; Wittmer & Honig, 1994).




Daftar Pustaka

{ 1 komentar... read them below or add one }

Yang nggak komen istrinya brewokan! :v

Instagram

- Copyright © 2013 Blog Zqyu White - Hataraku Maou-sama! - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -