Posted by : Unknown May 23, 2015


The Adventure of Hime : Monsters Hill

            River Wish, Eastabarieth Empire, 14:00 WEE
            Setelah Hime masuk kedalam kotak dimensi yang membawanya kembali ke Eastabarieth. Tubuhnya tergeletak di tepian sungai River Wish. Tak berapa lama tergeletak Hime pun kembali sadar.

            "Hhh... Ini dimana?" Gumam Hime seraya memegangi kepalanya yang masih sedikit pusing dan matanya yang sedikit kabur.

            Hime memperhatikan sekelilingnya dan menyadari keberadaannya ada di tempat tak jauh dari tempat ia terjatuh beberapa waktu lalu, River Wish.

            Setelah kesadarannya berangsur pulih Hime beranjak dari posisinya dan menunggangi kudanya kembali. Kunci yang ia dapatkan saat di Southcroith tergantung manis di lehernya.

            Aku mendapatkan telur dan kunci di hari ulang tahunku. Ayah, apa ini hadiah untukku atau ini awal dari ujianku sebagai pewaris tunggal keluarga Locksene? Gumam Hime lirih seraya tetap melajukan kudanya perlahan lahan.

***

            Dalam perjalanan, Hime tiba di sebuah kota kecil bernama Oxfile yang diawal perjalanan terlihat ramai, namun sekarang justru terlihat sangat sepi. Banyak rumah yang rusak berantakan. Darah berceceran, bahkan masih basah. Kota Oxfile yang ramai berubah menjadi serupa pemakaman sunyi.

            Apa yang terjadi dengan kota ini, pembantaian? Tanya Hime pada dirinya sendiri seraya memperhatikan kiri dan kanannya dengan seksama berharap ada orang yang bisa tanyai.

            Tiba tiba seorang gadis kecil datang menghampirinya dengan menangis. Hime langsung turun dari kudanya lalu menghampirinya.

            "Apa yang telah terjadi?" Tanya Hime dan langsung memeluk gadis kecil itu.

            "Ibu ... Ayah ...." Ucap gadis kecil itu sambil menangis.

            "Berhentilah menangis dan beritahu aku apa yang terjadi!" Ucap Hime dengan sedikit tegas.

            Gadis yang memeluknya tadi langsung melepas pelukannya lalu sesenggukan mencoba menahan tangisnya karena takut dengan Hime.

            "Mo―monster itu ..., menyerang kota kami semalam. Monster itu membunuh ayah dan ibu―” perkataan gadis itu terhenti oleh pelukan Hime yang erat.

            "’Telur ..., telur’. Monster itu bilang begitu.” Ujar gadis itu.

            Telur? Apa mungkin telur yang ada padaku yang mereka cari? Gumam Hime dalam hatinya.

            "Apa ada yang selamat selain kamu?" Tanya Hime lagi.

            "Ada. Ikutlah denganku!"Jawab gadis itu.

            Sang gadis menarik tangan Hime, gadis itu berjalan menuju suatu tempat yang tak jauh dari posisinya saat itu. Melewati reruntuhan bangunan.

            "Aku Hime. Siapa namamu?" Tanya Hime untuk memecah kebisuan saat berjalan.

            "Aku Rin kak." Jawabnya singkat.

            Tak berapa lama mereka sampai disebuah rumah yang cukup besar yang dibagian depannya terlihat sudah rusak berantakan. Dan saat tiba beberapa orang sudah berkumpul di bagian depan.

            "Rin... Siapa lagi yang kamu bawa kembali?" Tanya seorang pria yang sudah cukup tua.

            "Dia Hime, ah.. Hime-sama. Aku bertemu dengannya di jalan kota. Sepertinya dia seorang petualang." Jawab Rin memberi tahu.

            "Maaf jika kedatanganku sedikit mengejutkan kalian. Aku Hime Locksene. Aku baru saja pulang dari Lost Forest. Beberapa hari lalu aku melewati kota ini masih baik-baik saja tapi saat aku kembali justru seperti ini."

            "Oh, anda dari keluarga Locksene. Perkenalkan aku Hogo, Tetua di kota ini. Semalam kota kami diserang oleh monster Windfly. Ia hanya menyebut mengenai telur, namun kami tidak mengetahui telur apa yang dia maksud." Jelas wanita tua.

            "Windfly? Apa kah anda tahu di mana sarang mereka?" Tanya Hime makin penasaran.

            "Iya Windfly. Monster yang mirip kupu kupu. Salah seorang pengaman kota ini sempat mengikuti kemana monster itu. Dia belang monster itu ada di balik bukit Oxfile Hill." Ucap Hogo seraya menunjuk sebuah bukit besar di belakang desa.

            "Baikhlah aku akan ke sana. Sepertinya aku tau yang monster itu inginkan. Maaf karena tidak bisa lama-lama. Aku akan berangkat sekarang." Ucap Hime seraya kembali menunggangi kudanya dan melajukan kudanya ke arah bukit.

            Gadis yang sangat bersemangat. Jika benar dia dari keluarga Locksene artinya aku bisa berharap padanya. Gumam Hogo.

***

            Oxfile Hill, Eastabarieth Empire Pukul 16:15 WEE
            Hime melajukan kudanya dengan kencang menuju Oxfile Hill. Namun, saat diperjalanan Hime di hadang oleh seekor monster berbentuk mirip dengan beruang. Monster itu seolah ingin menerkam Hime dengan berlari dari hadapan Hime.

            Menyadari tindakan beruang itu Hime menarik Katananya lalu berdiri diatas kuda dan menjadikan kudanya sebagai pijakan lalu melompat ke arah monster beruang yang ada di depannya kemudian menebas monster itu secara diagonal dari kanan atas ke kiri bawah.

            Splash!! Desing angin bertumbukan dengan ayunan Katana Hime bersatu menyayat pundak monster beruang itu dan darah muncrat ke atas.

            Lalu Hime mendarat tepat di belakang beruang itu. Tanpa jeda ia lalu menghunuskan pedangnya ke depan dan menusuk kaki beruang itu hingga tembus ke depan. Saat pedangnya di cabut darah kembali mengalir. Geerrr! Monster beruang itu tumbang.

            Setelah memastikan monster itu telah tumbang Hime memasukkan Katana miliknya ke sarungnya lalu memberi kode pada kudanya dengan siulan agar mendekat lalu ia kembali melanjutkan perjalanannya.

            Tepat satu kilometer dari tempat tadi Hime kembali di hadang oleh 3 monster yang ukurannya lebih kecil dari beruang tadi. Monster itu berbentuk burung pemakan bangkai. Monster itu sering disebut OxHering. Mereka menyerang bergantian ke arah Hime hingga ia terjatuh dari kudanya.

            "Ach..." Teriak Hime ketika ia terjatuh.

            Tak mau ambil resiko Hime segera mengeluarkan Katana miliknya dan kembali siaga lalu melakukan serangan balik―Hime berdiri di tengah diapit burung Oxhering yang membentuk segitiga bergantian mematuk matuk Hime dan mengepakkan sayapnya menciptakan angin seperti pisau. 

            Hime hanya bisa membuat pertahanan seadanya seperti saat melawan naga tempo hari. Hime berupaya menebas burung itu secara acak kiri kanan dengan kecepatan yang semakin cepat―Hime berhasil menebas sayap kiri salah satu burung itu. Namun justru ketiganya jatuh ke tanah. Keberuntungan ada di tangan Hime, tebasan brutalnya mengenai inti kekuatan burung itu hingga ketiganya kehilangan kekuatan dan berubah menhadi debu.

            Dengan nafas terengah-engah, Hime melanjutkan perjalananya. Ia menyarungkan Katananya lalu kembali melajukan kudanya.

            Kaki bukit Oxfile Hill, Pukul 17:50 WEE
            Setibanya ia di kaki bukit Oxfile Hime kembali di hadang oleh 5 Ekor moster Lebah beracun yakni Yellow Wasp. Monster Monster lebah itu sudah menunggu Hime diperjalanan dan siap menyerang Hime. Hime sadar betul kondisinya sekarang sehingga ia berinisiatif menyerang lebih dulu.

            Hime berdiri di atas punggung kudanya lalu menarik Katananya dan melompat ke arah Yellow Wasp yang menyerang bergantian. Tak lupa ia memberi kode pada kudanya untuk mengikuti arah gerakannya.

            Hime menebas secara horozontal dar kiri ke kanan dan menggunakan sarung pedangnya untuk memukul. Blash!! Lebah pertama jatuh ke tanah dan kuda Hime menginjak injak lebah itu Hingga tak berbentuk.

            Menjijikan.

            Beberapa detik kemudian, Hime kembali menyerang Yellow Wasp dengan bantuan beberapa pohon sebagai pijakan lompatannya. Hime bergerak terus dengan cepat sambil menebas. Swing!! Semuanya jatuh ketanah.

            Setelah Hime melihat semua Yellow Wasp jatuh Hime pun mendarat tak jauh dari kudanya.

            Hah...hah...hah.... Nafas satu duanya coba terus diatur hingga ia kembali mendapat ritme nafas normalnya.

            "Huft ..., seberapa banyak lagi mahluk menjijikam itu harus kutangani?" Gerutu Hime seraya menyarungkan kembali Katana miliknya.

            Hime melihat langit yang mulai gelap, ia kembali menunggangi kudanya terus melaju ke area di mana Windfly berada.

***

            Setelah melewati Oxfile Hill. Hime bertemu dengan dua ekor monster. Salah satunya Windfly dan seekor lagi LadyBug yang hampir seukuran dengan Windfly.

            Saat melihat keduanya, Hime langsung mengambil Katananya dan bersiaga penuh bersiap menghadapi kedua monster itu.

            Akan kuakhiri, serangga!

            Lady Bug menyerang lebih dulu dengan melemparkan cairan beracun dari mulutnya ke wajah Hime. Menyadari itu Hime melompat ke belakang sejauh 1 meter. Tanpa jeda Hime berlari ke arah kanan sejauh setengah meter lalu melompat ke arah Lady Bug dan menebasnya tepat ke arah pinggang kirinya dan Ladybug pun terpotong dua.

            Melihat Ladybug terpotong dua membuat Windfly geram lalu ia mengepakkan sayapnya. Kepakkan itu mengeluakan 8 buah jarum yang melesat ke arah Hime dengan cepat.

            Dengan Katananya Hime berhasil menangkis 7 diantaranya namun 1 buah jarum lolos menembus dada atas sebelah kirinya. Namun Hime masih tetap berdiri pada posisi siaga dengan Katana di genggaman kedua tangannya tepat depannya.

            Ach....! Jeritnya tertahan saat ia menarik jarum itu.

            Tanpa buang waktu Windfly yang berwujud seperti manusia kupu kupu itu kembali menyerang Hime dari depan dengan menendang lurus ke arah wajah Hime. Dengan refleks Hime menahan tendangan Windfly dengan menyilangkan kedua tangannya di depan wajahnya. Bukk!!

            Setelah berhasil menahan tendangan Windfly Hime memutar posisi tangannya lalu menggenggam kaki kiri Windfly dengan erat, lalu Hime memutar tubuh Windfly ke arah batang pohon untuk membenturkannya hingga kepala Windfly membentur batang pohon, al-hasil ia tersungkur dan terduduk di tanah.

            Tanpa jeda Hime lalu menghunuskan pedangnya lurus ke arah jantung Windfly. Windfly pun tewas tertusuk Katana Hime yang menancap di jantungnya tembus ke pohon.

            Menyadari ia berhasil membunuh Windfly yang di carinya Hime merasa lega. Lalu ia menarik Katana miliknya dari tubuh Windfly. Saat ia selesai menyarungkan Katananya tubuh Hime mendadak oleng. Ia mencoba memaksakan dirinya untuk berjalan mendekati kudanya. Namun semakin lama pandangannya semakin kabur lalu seluruh pandangannya gelap, Bruk! ia jatuh ketanah dan pingsan.

To be Continued . . .

Baca cerita sebelumnya disini


Biodata Penulis


Anonima13 adalah seseorang yang biasa dan baru kemarin mengenal dunia tulis menulis. Untuk pertama kali hasil belajarnya mendapat apresiasi. Itu membuatnya semakin ingin dan ingin terus berkarya. Belajar memberi senyuman lewat karyanya dan menyentuh hati setiap pembaca adalah impiannya. Jika ingin mengenal lebih dekat add FB Kiara Rei Ayanami maka kalian akan tau betapa simplenya dia. 





Ingin tulisan kalian dipublikasikan di blog ini? Baca ketentuanya di sini

Ane tunggu naskah kalian! ^.^

{ 1 komentar... read them below or add one }

Yang nggak komen istrinya brewokan! :v

Instagram

- Copyright © 2013 Blog Zqyu White - Hataraku Maou-sama! - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -