Posted by : Unknown January 10, 2017




Cerpen ini lama banget, mungkin 2-3 kalinya yang pernah saya kirim lomba saat kelas satu SMA nggak flashback mantan loh yang pasti masih polos banget dan malu-maluin. Tapi kita nggak bisa lari dari proses.


 Matahariku

            Di saat orang lain tertidur, orang yang sukses bekerja. Dan disaat orang lain memulai pekerjaannya, orang sukses telah selesai mengerjakan pekerjaanya. Kata kata tersebut sangat cocok untuk seorang Ayah yang bernama Surya. Namanya cuma Surya. Mungkin orang-tuanya menginginkan anaknya itu menjadi pria yang cerah seperti matahari yang menyinari kegelapan yang sudah ada disekitarnya sejak lahir.
 
           Surya lahir di Bantul Yogyakarta. Dia lahir di keluarga yang kurang mampu. Ayahnya bekerja sebagai petani bayaran yang menggarap sawah majikannya. Dan Ibunya adalah pembuat Ilir. Surya sekarang adalah pria yang cukup sukses. Dia kini telah memiliki istri yang pintar dan cantik. Dia juga sudah memiliki 3 anak yang pintar-pintar dan inovatif, seperti dirinya.

            Awal kisah Surya dimulai pada suatu pagi yang indah. Pagi itu burung burung bernyanyi, waktu yang sangat nyaman untuk bermalas-malsan terguling di kasur yang empuk. Namun tidak bagi Surya. Dia sudah bangun jauh sebelum adzan subuh berkumandang. Dia pergi kepasar bersama penjual-penjual yang lain. Dikatakan pagi namun terlalu pagi bagi orang kebanyakan. Bagi Surya ini pagi. Pagi dimana dia harus menitipkan Ilir-ilir buatan Ibunya kepedagang dipasar. Dan dia juga harus mengangkut beras-beras milik majikan Ayahnya untuk di jajalkan di pasar.
 
            Setelah selesai, Surya harus kembali kerumah dan membantu Ibunya memasak. Jika ada kesempatan, dia memasak sambil membaca buku catatannya yang kusut dan penuh bekas jarinya itu. Buku itu tampak sering di bacanya. Sayangnya Surya muda tidak memiliki biaya untuk membeli buku pelajaran. Jadi dia merangkumnya kedalam buku kusamnya itu.

            Setelah dia sholat subuh dia bergegas berangkat untuk sekolah. Sekolahnya cukup jauh bagi sebagaian orang. Sekitar 5 Kilometer dia berjalan melewati jalan setapak dan jalan-jalan desa yang kecil. Meski Surya muda hanya bisa bersekolah sampai SMA. Dia tidak menyerah begitu saja. Setelah lulus dia pergi ke kota. Di kota Yogyakarta dia mencari pekerjaan. Dan dia banyak mendapatkan pekerjaan bukan berkat ijasahnya, namun berkat kemampuannya dan inovasinya yang luarbiasa. Dia bekerja sebagai pelayan toko. Dia juga bekerja sebagai pengrajin di toko sopenir. Dan jika ada pangilan dia juga bekerja sebagai supir angkutan umum.

            Surya dewasa berhasil menaklukan hati seorang gadis pintar nan cantik yang bahkan dari keluarga menengah keatas. Gadis itu benama Mega. Surya sangat beruntung bisa bersama Mega, Karena sangat jarang pria miskin seperti Surya mendapatkan gadis kaya. Namun, meski Surya adalah pria yang baik, dia juga pria yang keraskepala. Dia akhirnya dapat membiayai pernikahannya sendiri. Dengan keseriusan itu jelas keluarga Mega merestui hubungan mereka.
 
            Kini Surya tua tengah terbaring di halaman belakang rumahnya. Dia sedang memegang sebuah surat yang di letakan didadanya. Setelah anak-anak dan Istrinya pulang, mereka menemukan Surya telah berpulang ke Yang Maha Kuasa. Dia meninggal dengan wajah tersenyum. Memang karena penyakit yang banyak inilah penyebabnya. Terutama penyakit liver. Karena dari kecil Suya adalah orang yang banyak bekerja, terkadang sampai dia sangat kelelahan.
 
            Istrinya mengambil surat itu dan membacakan surat itu. Dan di dengarkan oleh seluruh anak-anaknya.

            “Untuk Istriku Mega. Mega, Jangan kawin lagi! awas saja jika kau kawin lagi.”

         “Untuk anak pertamaku. Rendiku sayang, jadilah pelukis yang dapat membuat orang yang melihat lukisanmu bahagia. Ayah selalu mendukungmu.”

            “Untuk anak keduaku. Bayu sainganku, jadilah pebisnis yang baik, dan hasilkanlah uang halal bagi keluargamu. Ayah tunggu kamu mengalahkan prestasi Ayah.”

            “Dan untuk anak bungsuku. Ratih gadis kecilku, jangan pacaran mulu! udah tau nantinya sakit masih aja. Jika ingin curhat, Ayah masih ada bersamamu.”

            Cinta bagaikan sinar matahari yang menyinari paginya. Bahkan ketika orang  yang mencintai itu tidak terlihat. Dia tetap menyinari seperti sinar rembulan. Bagai sang surya menyinari dunia.

{ 1 komentar... read them below or add one }

Yang nggak komen istrinya brewokan! :v

Instagram

- Copyright © 2013 Blog Zqyu White - Hataraku Maou-sama! - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -