Posted by : Unknown
April 26, 2017
Pict from Budhii WeBlog |
BAB. 1
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Manusia
pada umumnya dilahirkan seorang diri, namun dalam kehidupannya harus
berkelompok dan bermasyarakat. Manusia tidak dapat berdiri sendiri, namun
bergantung kepada orang lain. Manusia tanpa manusia lainnya tidak akan bisa
bertahan hidup.
Dalam
kehidupannya dengan manusia lain manusia berinteraksi dengan lingkungan
sekitarnya dan orang lain, karena manusia mempunyai naluri untuk selalu hidup
dengan orang lain. Dengan demikian manusia itu merupakan bagian dari suatu
organisasi sosial, karena hampir seluruh kegiatan yang dilakukan oleh manusia
berkaitan dengan oranglain.
Tentunya
manusia memiliki tujuan dalam hidupnya. Untuk memenuhi tujuan itu, manusia
melakukan berbagai macam cara. Salah satunya adalah membentuk
organisasi-organisasi. Di sekitar kita terdapat banyak sekali organisasi, baik
itu organisasi resmi maupun organisasi sosial. Berbagai macam organisasi itu
dibentuk tentunya untuk meningkatkan kesejahteraan para anggotanya.
Keberadaan
organisasi sosial tidak lepas dari adanya nilai dan norma dalam masyarakat. Di
mana nilai merupakan sesuatu yang baik, dicita- citakan, dan dianggap penting
oleh masyarakat. Oleh karenanya, untuk mewujudkan nilai sosial, masyarakat
menciptakan aturan-aturan yang tegas yang disebut norma sosial. Nilai dan norma
inilah yang membatasi setiap perilaku manusia dalam kehidupan bersama.
Sekumpulan norma akan membentuk suatu sistem norma. Inilah awalnya lembaga
sosial terbentuk.
Sekumpulan
nilai dan norma yang telah mengalami proses menghasilkan lembaga sosial. Organisasi
sosial manusia mewujudkan diri dalam bentuk kelompok sosial. Dalam hubungan
antar manusia dengan manusia lain yang terpenting adalah reaksi yang timbul
akibat hubungan-hubungan timbal balik antara sesama manusia. Reaksi tersebut
menyebabkan tindakan seseorang menjadi bertambah luas wawasannya.
Manusia
sejak dilahirkan sudah mempunyai dua hasrat atau keinginan pokok yaitu
Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya yaitu
masyarakat, dan keinginan untuk menyatu dengan alam yang ada
disekelilingnya.untuk dapat menghadapi dan menyesuaikan diri dengan kedua
lingkungan tersebut, manusia menggunakan akal, pikiran dan perasaannya.
Organisasi sosial atau social organization di dalam kehidupan manusiaini,
merupakan himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas maka dirumuskan masalah yang akan dibahas dalammakalahini
adalah :
1.
Apa yang dimaksuddengan organisasi sosial?
2.
Apa sajakah ciri-ciri organisasi sosial?
3.
Apa sasaran-sasaran yang ingin dicapai sebuah organisasi sosial?
4.
Apa saja tipe-tipe organisasi sosial dan jenis-jenis organisasi
sosial?
1.3.Tujuan Makalah
Makalah ini disusun dengan tujuan
sebagai berikut:
1.
Menjelaskan definisi organisasi sosial
2.
Dapat mengerti ciri-ciri organisasi sosial
3.
Dapat mengetahui sasaran-sasaran organisasi sosial
4.
Dapat memahami tipe-tipe organisasi sosial dan jenis-jenis
organisasi sosial.
1.4.Landasan Teori
Para
ilmuan sosial hingga saat ini masih berdiskusi tentang penggunaan istilah yang
berhubungan dengan seperangkat aturan atau norma yang berfungsi untuk anggota
masyarakatnya. Istilah untuk menyebutkan seperangkat aturan atau norma yang
berfungsi untuk anggota masyarakatnya itu, terdapat dua istilah yang digunakan,
yaitu social institution dan lembaga kemasyarakatan. Hanya saja ada perbedaan
penekanannya.
Mereka
yang menggunakan istilah social institution pada umumnya adalah para
antropolog, dengan menekankan sistem nilai-nya. Sedangkan pada sosiolog, pada
umumnya menggunakan istilah lembaga kemasyarakatan atau yang dikenal dengan
istilah lembaga sosial, dengan menekankan sistem norma yang memiliki bentuk dan
sekaligus abstrak.
Pada
makalah ini, akan digunakan istilah lembaga sosial dengan tujuan untuk
mempermudah tingkat pemahaman dan sekaligus merujuk pada kurikulum sosiologi
yang berlaku saat ini. Pada awalnya lembaga sosial terbentuk dari norma-norma
yang dianggap penting dalam hidup bermasyarakatan. Terbentuknya lembaga sosial
berawal dari individu yang saling membutuhkan, kemudian timbul aturan-aturan
yang disebut dengan norma kemasyarakatan.
Lembaga
sosial sering juga dikatakan sebagai sebagai Pranata sosial. Organisasi sosial
merupakan tata cara yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antar manusia
dalam sebuah wadah yang disebut dengan Asosiasi. Lembaga dengan Asosiasi
memiliki hubungan yang sangat erat. Namun memiliki pengartian yang berbeda.
Lembaga yang tidak mempunyai anggota tetap mempunyai pengikut dalam suatu kelompok
yang disebut asosiasi.
Asosiasi
merupakan perwujudan dari lembaga sosial. Asosiasi memiliki seperangkat aturan,
tatatertib, anggota dan tujuan yang jelas. Dengan kata lain Asosiasi memiliki
wujud kongkret, sementara Lembaga berwujud abstrak.
Istilah
lembaga sosial oleh Soerjono Soekanto disebut juga lembaga kemasyarakatan.
Istilah lembaga kemasyarakatan merupakan istilah asing social institution. Akan
tetapi, ada yang mempergunakan istilah pranata sosial untuk menerjemahkan
social institution. Hal ini dikarenakan social institution menunjuk pada adanya
unsur-unsur yang mengatur perilaku para anggota masyarakat.
Sebagaimana
Koentjaraningrat mengemukakan bahwa pranata sosial adalah suatu sistem tata
kelakukan dan hubungan yang berpusat pada aktivitas- aktivitas untuk memenuhi
kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat. Istilah lain
adalah bangunan sosial, terjemahan dari kata sozialegebilde (bahasa Jerman)
yang menggambarkan bentuk dan susunan institusi tersebut. Namun, pembahasan ini
tidak mem- persoalkan makna dan arti istilah-istilah tersebut.
Dalam
hal ini lebih mengarah pada lembaga kemasyarakatan atau lembaga sosial, karena
pengertian lembaga lebih menunjuk pada suatu bentuk sekaligus juga mengandung
pengertian yang abstrak tentang adanya norma-norma dalam lembaga tersebut.
Menurut
Robert Mac Iver dan Charles H. Page, mengartikan lembaga kemasyarakatan sebagai
tata cara atau prosedur yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan
antarmanusia dalam suatu kelompok masyarakat.
Sedangkan
Leopold von Wiese dan Howard Becker melihat lembaga dari sudut fungsinya.
Menurut mereka, lembaga kemasyarakatan diartikan sebagai suatu jaringan dari
proses- proses hubungan antarmanusia dan antarkelompok manusia yang berfungsi
untuk memelihara hubungan-hubungan tersebut serta pola- polanya, sesuai dengan
kepentingan-kepentingan manusia dan sekelompoknya.
Selain
itu, seorang sosiolog yang bernama Summer melihat lembaga kemasyarakatan dari
sudut kebudayaan. Summer meng- artikan lembaga kemasyarakatan sebagai
perbuatan, cita-cita, dan sikap perlengkapan kebudayaan, yang mempunyai sifat
kekal serta yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Oleh
karenanya, keberadaan lembaga sosial mempunyai fungsi bagi kehidupan sosial.
Fungsi-fungsi
tersebut antara lain memberikan pedoman kepada anggota masyarakat tentang sikap
dalam menghadapi masalah di masyarakat, terutama yang menyangkut kebutuhan
pokok, menjaga keutuhan dari masyarakat yang bersangkutan, dan memberi pegangan
kepada anggota masyarakat untuk mengadakan pengawasan terhadap tingkah laku
para anggotanya.
Dengan
demikian, lembaga sosial merupakan serangkaian tata cara dan prosedur yang
dibuat untuk mengatur hubungan antarmanusia dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh
karena itu, lembaga sosial terdapat dalam setiap masyarakat baik masyarakat
sederhana maupun masyarakat modern. Hal ini disebabkan setiap masyarakat
menginginkan keteraturan hidup.
BAB. 2
ISI DAN PEMBAHASAN
2.1.Definisi Organisasi Sosial
Organisasi
sosialadalah perkumpulan sosialyang dibentuk oleh masyarakat, baik yang
berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana
partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhlukyang
selalu hidup bersama-sama, manusiamembentuk organisasi sosial untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.
Lembaga
sosial merupakan tata cara yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antar
manusia dalam sebuah wadah yang disebut dengan Asosiasi. Lembaga dengan
Asosiasi memiliki hubungan yang sangat erat. Namun memiliki pengartian yang
berbeda. Lembaga yangg tidak mempunyai anggota tetap mempunyai pengikut dalam
suatu kelompok yang disebut asosiasi. Asosiasi merupakan perwujudan dari
lembaga sosial. Asosiasi memiliki seperangkat aturan, tatatertib, anggota dan
tujuan yang jelas. Dengan kata lain Asosiasi memiliki wujud kongkret, sementara
Lembaga berwujud abstrak.
2.2.HakekatOrganisasiSosial
Keberadaanorganisasisosial
tidak lepas dari adanya nilai dan norma dalam masyarakat. Di mana nilai
merupakan sesuatu yang baik, dicita- citakan, dan dianggap penting oleh
masyarakat. Oleh karenanya, untuk mewujudkan nilai sosial, masyarakat
menciptakan aturan-aturan yang tegas yang disebut norma sosial.
Nilai
dan norma inilah yang membatasi setiap perilaku manusia dalam kehidupan
bersama. Sekumpulan norma akan membentuk suatu sistem norma. Inilah awalnya
lembaga sosial terbentuk. Sekumpulan nilai dan norma yang telah mengalami prosesinstitutionalizationmenghasilkanorganisasisosial.
2.3.ProsesTerbentuknyaOrganisasiSosial
Pada
awalnyaorganisasisosial terbentuk dari norma-norma yang dianggap penting dalam
hidup bermasyarakatan. Terbentuknya lembaga sosial berawal dari individu yang
saling membutuhkan, kemudian timbul aturan-aturan yang disebut dengan norma
kemasyarakatan.
Suatu normatertentu dikatakan
telah melembaga apabila norma tersebut :
1.
Diketahui
2.
Dipahami dan dimengerti
3.
Ditaati
4.
Dihargai
Organisasisosial
merupakan tata cara yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antar manusia
dalam sebuah wadah yang disebut dengan Asosiasi. Lembaga dengan Asosiasi
memiliki hubungan yang sangat erat. Namun memiliki pengartian yang
berbeda.Organisasiyang tidak mempunyai anggota tetap mempunyai pengikut dalam
suatu kelompok yang disebut asosiasi.
Asosiasi
merupakan perwujudan dari lembaga sosial. Asosiasi memiliki seperangkat aturan,
tatatertib, anggota dan tujuan yang jelas. Dengan kata lain Asosiasi memiliki
wujud kongkret, sementara Lembaga berwujud abstrak. Istilah lembaga sosial oleh
Soerjono Soekanto disebut juga lembaga kemasyarakatan. Istilah lembaga
kemasyarakatan merupakan istilah asing social institution. Akan tetapi, ada
yang mempergunakan istilah pranata sosial untuk menerjemahkan social
institution.
Hal
ini dikarenakan social institution menunjuk pada adanya unsur-unsur yang
mengatur perilaku para anggota masyarakat. Sebagaimana Koentjaraningrat
mengemukakan bahwa pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakukan dan
hubungan yang berpusat pada aktivitas- aktivitas untuk memenuhi
kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat. Istilah lain
adalah bangunan sosial, terjemahan dari kata sozialegebilde (bahasa Jerman)
yang menggambarkan bentuk dan susunan institusi tersebut. Namun, pembahasan ini
tidak mem- persoalkan makna dan arti istilah-istilah tersebut.
Dalam
hal ini lebih mengarah pada lembaga kemasyarakatan atau lembaga sosial, karena
pengertian lembaga lebih menunjuk pada suatu bentuk sekaligus juga mengandung
pengertian yang abstrak tentang adanya norma-norma dalam lembaga tersebut.
Menurut
Robert Mac Iver dan Charles H. Page, mengartikan lembaga kemasyarakatan sebagai
tata cara atau prosedur yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan
antarmanusia dalam suatu kelompok masyarakat.
Sedangkan
Leopold von Wiese dan Howard Becker melihat lembaga dari sudut fungsinya.
Menurut mereka, lembaga kemasyarakatan diartikan sebagai suatu jaringan dari
proses- proses hubungan antarmanusia dan antarkelompok manusia yang berfungsi
untuk memelihara hubungan-hubungan tersebut serta pola- polanya, sesuai dengan
kepentingan-kepentingan manusia dan sekelompoknya.
Selain
itu, seorang sosiolog yang bernama Summer melihat lembaga kemasyarakatan dari
sudut kebudayaan. Summer meng- artikan lembaga kemasyarakatan sebagai
perbuatan, cita-cita, dan sikap perlengkapan kebudayaan, yang mempunyai sifat
kekal serta yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Oleh
karenanya, keberadaan lembaga sosial mempunyai fungsi bagi kehidupan sosial.
Fungsi-fungsi tersebut antara lain:
1.
Memberikan pedoman kepada anggota masyarakat tentang sikap dalam
menghadapi masalah di masyarakat, terutama yang menyangkut kebutuhan pokok.
2.
Menjaga keutuhan dari masyarakat yang bersangkutan.
3.
Memberi pegangan kepada anggota masyarakat untuk mengadakan
pengawasan terhadap tingkah laku para anggotanya.
Dengan
demikian, lembaga sosial merupakan serangkaian tata cara dan prosedur yang
dibuat untuk mengatur hubungan antarmanusia dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh
karena itu, lembaga sosial terdapat dalam setiap masyarakat baik masyarakat
sederhana maupun masyarakat modern. Hal ini disebabkan setiap masyarakat
menginginkan keteraturan hidup.
2.4.Peranan Organisasi Sosial
Suatu
organisasi mempunyai arti penting dalam masyrakat , karena organisasi dapat
membantu/mengajak masyarakat untuk lebih aktif dalam lingkungan dan
kehidupannya, organisasi bisa sebagai pendukung proses sosialisasi yang
berjalan di sebuah lingkungan bermasyrakat,yang paling utama organisasi
merupakan tempat /wadah aspirasi dari seklompok individu yang berbeda beda
contohnya adalah komunitas pecinta bus, yaitu bismania community,komunitas ini
merupakan seuatu wadah tempat berkumpul ,sharing ,para penggemar bus dari
seluruh penjuru indonesia .organisasi juga bisa dapat digunakan sebagai tempat
pengontrolan atau pengawasan terhadap kebijakan kebijakan dan kerja dari sebuah
pemerintahan yang sedang berjalan .atau bisa disebut organisasi berbasis
politik .organisasi bisa menjadi penyokong dalam suatu pemerintahan.
Maka
dari itu , banyak yang bisa kita dapatkan dari sebuah organisasi. Kita dapat
menuangkan ide positif , aspirasi kita ,dan dengan organisasi kita bisa
mendpatkan arti pentingnya kebersamaan dalam mencapai sebuah tujuan bersama.
2.5.Ciri-Ciri Organisasi Sosial
Ciri-ciri organisasi sosial antara lain :
1.
Rumusan batas-batas operasionalnya(organisasi) jelas. Seperti yang
telah dibicarakan diatas, organisasi akan mengutamakan pencapaian tujuan-tujuan
berdasarkan keputusan yang telah disepakati bersama. Dalam hal ini, kegiatan
operasional sebuah organisasi dibatasi oleh ketetapan yang mengikat berdasarkan
kepentingan bersama, sekaligus memenuhi aspirasi anggotanya.
2.
Memiliki identitas yang jelas. Organisasi akan cepat diakui oleh
masyarakat sekelilingnya apabila memiliki identitas yang jelas. Identitas berkaitan
dengan informasi mengenai organisasi, tujuan pembentukan organisasi, maupun
tempat organisasi itu berdiri, dan lain sebagainya.
3.
Keanggotaan formal, status dan peran. Pada setiap anggotanya
memiliki peran serta tugas masing masing sesuai dengan batasan yang telah
disepakati bersama.
Menurut Berelson dan
Steiner(1964:55) sebuah organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.
Formalitas, merupakan organisasi sosial yang menunjuk kepada
adanya perumusan tertulis daripada peratutan-peraturan, ketetapan-ketetapan,
prosedur, kebijaksanaan, tujuan, strategi, dan seterusnya.
b.
Hierarkhi, merupakan ciri organisasi yang menunjuk pada adanya
suatu pola kekuasaan dan wewenang yang berbentuk piramida, artinya ada
orang-orang tertentu yang memiliki kedudukan dan kekuasaan serta wewenang yang
lebih tinggi daripada anggota biasa pada organisasi tersebut.
c.
Besarnya dan Kompleksnya, dalam hal ini pada umumnya organisasi
sosial memiliki banyak anggota sehingga hubungan sosial antar anggota adalah
tidak langsung (impersonal), gejala ini biasanya dikenal dengan gejala
“birokrasi”.
d.
Lamanya(duration), menunjuk pada diri bahwa eksistensi suatu
organisasi lebih lama daripada keanggotaan orang-orang dalam organisasi itu.
2.6.Sasaran Organisasi Sosial
Organisasi
yang didirikan tentu memiliki sasaran yang ingin dicapai secara maksimal. Oleh
karenanya suatu organisasi menentukan sasaran pokok mereka berdasarka
kriteria-kriteria organisasi tertentu. Adapun sasaran yang ingin dicapai
umumnya adalah:
1.
Organisasi berorientasi pada pelayanan(service organizations),
yaitu organisasi yang berupaya memberikan pelayanan yang profesional kepada
anggotanya maupun pada kliennya. Selain itu siap membantu orang tanpa menuntut
pembayaran penuh dari penerima servis.
2.
Organisasi yang berorientasi pada aspek ekonomi(economic
organizations), yaitu organisasi yang menyediakan barang dan jasa sebagai
imbalan dalam pembayaran dalam bentuk tertentu.
3.
Organisasi yang berorientasi pada aspek religius(religious
organizations)
4.
Organisasi-organisasi perlindungan(protective organizations)
5.
Organisasi-organisasi pemerintah(government organizations)
6.
Organisasi-organisasi sosial(social organizations)
2.7.Macam-macamOrganisasi Sosial
2.7.1.Berdasarkan Proses Pembentukan
Berdasarkan proses pembentukannya
organisasi sosial dibagi menjadi dua, yaitu:
1.
Organisasi Formal
Organisasi
formal memiliki suatu struktur yang terumuskan dengan baik, yang menerangkan
hubungan-hubungan otoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas dan tanggung jawabnya.
Struktur yang ada juga menerangkan bagaimana bentuk saluran-saluran melalui apa
komunikasi berlangsung. Kemudian menunjukkan tugas-tugas terspesifikasi bagi
masing-masing anggotanya.
2.
Organisasi informal
Keanggotaan
pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar maupun
tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang
menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan
bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh
organisasi informal adalah pertemuan tidak resmi seperti makan malam bersama.
2.7.2.Berdasarkan Tujuannya
Berdasarkan Tujuan dibentuknya
organisasi sosial dibagi menjadi dua, yaitu:
1.
Organisasi Sosial
Organisasi
sosial adalah organisasi yang mempunyai tujuan sosial. Organisasi semacam ini
tidak berharap keuntungan dalam bentuk materi. Tujuan utama organisasi ini
untuk melayani kepentingan masyarakat, tanpa menghitung untung rugi. Organisasi
semacam ini banyak muncul di tengah-tengah masyarakat. Mereka yang mendirikan
organisasi semacam ini biasanya mempunyai jiwa sosial yang tinggi. Orang-orang
yang mempunyai kepedulian terhadap kondisi masyarakatnya.
Contoh organisasi sosial adalah organisasi dalam bentuk yayasan penyandang cacat, panti asuhan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan lain-lain.
Contoh organisasi sosial adalah organisasi dalam bentuk yayasan penyandang cacat, panti asuhan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan lain-lain.
2.
Organisasi Bisnis
Organisasi
yang tujuannya mendapatkan keuntungan. Organisasi bisnis semacam ini dikelola
oleh perusahaan perseorangan dan ada pula yang berupa perusahaan milik bersama.
Kegiatan semacam ini bisa berupa perusahaan produksi, perdagangan, maupun jasa.
2.7.3BerdasarkanHubungannyaDenganPemerintah
Berdasarkan hubungan dengan
pemerintah organisasi sosial dibagi menjadi dua, yaitu:
1.
Organisasi Resmi
Organisasi
resmi adalah organisasi yang terdaftar di lembaga pemerintahan.Organisasi ini
bisa langsung dibentuk oleh pemerintah atau berhubungan dengan pemerintahan.
Organisasi yang langsung dibentuk oleh pemerintahan karena segala aturan dan
pelaksanaanya diatur langsung oleh pemerintah. Tetapi tidak dibentuk oleh
pemerintahan.
Kegiatan
ini memiliki hubungan yang erat untuk membantu kelancaran dan pelaksanaan dalam
kegiatan pemerintahan. Organisasi resmi yang dibentuk oleh pemerintah misalnya
organisasi di Departemen Pendidikan, Departemen Agama, dan lain-lain.
Organisasi yang terdaftar di pemerintah, tetapi tidak dibentuk oleh pemerintah,
misalnya Muhammadiyah, NU, dan lain-lain. Organisasi ini pelaksanaannya tidak
diatur oleh pemerintah, tetapi diatur sendiri. Hanya saja, keberadaanya banyak
membantu dalam kegiatan pemerintahan.
2.
Organisasi Tidak Resmi
Organisasi
tidak resmi adalah organisasi yang tidak ada hubungannya dengan pemerintahan
dan tidak terdaftar di pemerintahan. Organisasi ini hanya semacam organisasi
biasa untuk pengembangan suatu bakat tertentu sehingga keberadaanya tidak harus
izin atau tidak perlu untuk didaftar di pemerintahan.
2.7.4Menurut Hicks
Organisasi juga dibedakan menjadi
organisasi primer dan organisasi sekunder menurut Hicks:
1.
Organisasi Primer
Organisasi
semacam ini menuntut keterlibatan secara lengkap, pribadi dan emosional
anggotanya. Mereka berlandaskan ekspektasi rimbal balik dan bukan pada
kewajiban yang dirumuskan dengan eksak. Contoh dari organisasi semacam ini
adalah keluarga-keluarga tertentu.
2.
Organisasi Sekunder
Organisasi
sekunder memuat hubungan yang bersifat
intelektual, rasional, dan kontraktual. Organisasi seperti ini tidak bertujuan
memberikan kepuasan batiniyah, tapi mereka memiliki anggota karena dapat
menyediakan alat-alat berupa gaji ataupun imbalan kepada anggotanya. Sebagai
contoh organisasi ini adalah kontrak kerjasama antara majikan dengan calon
karyawannya dimana harus saling setuju mengenai seberapa besar pembayaran
gajinya.
2.8Jenis – jenis Organisasi Sosial
1.
Organisasi Normatif
Adalah
pihak elite menjalankan organisasi/ mengawasi anggota lebih dominan menggunakan
kekuasaan normatif (persuasif). Bentuk partisipasi anggota adalah dengan
komitmen moral.
2.
Organisasi Utilitarian
Adalah
pihak elite mengawasi anggota dominan menggunakan kekuasaan utilitarian.
Partisipasi anggota berdasarkan komitmen perhitungan yaitu pemikiran hubungan
bisnis, sangat perhitungkan untung rugi.
3.
OrganisasiKoersi
Adalah
pihak elite menggunakan kekuasaan koersi dalam mengawasi anggotanya. Koersi
adalah segala jenis paksaan, ancaman, dan intimidasi yang digunakan untuk
mempengaruhi perilaku orang lain.
Secara
garis besar organisasi dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu organisasi formal dan organisasi informal. Pembagian
tersebut tergantung pada tingkat atau derajat mereka terstruktur (
http://id.wikipedia.org).
BAB. 3
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Kesimpulan
dari makalah yang telah disusun ini yaituOrganisasi sosial adalah perkumpulan
sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang
tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat
dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup
bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai
tujuan-tujuantertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.
3.2.Saran
Dalam
membentuk organisasi sosial, sebaiknya harus benar-benar memikirkan tujuan yang
ingin dicapai. Apa itu benar-benar bermanfaat besar bagi para anggota pada
khususnya dan bagi masyarakat pada umumnya. Sehingga organisasi sosial tersebut
bisa sangat berguna bagi masyarakat sosial. Dengan selesainya makalah ini
diharapkan dapat menjadi suatu sumber informasi dan kajian khususnya dalam
masalah organisasi sosial dan kehidupan masyarakat.
Daftar
Pustaka
Id.wikipedia.org
Munircentre.blogspot.com
Alimuisrantan.blogspot.com
wahid-bismania.blogspot.com
wasnudin.blogdetik.com
tkampus.blogspot.co.id
pustaka.ut.ac.id
Talizudhu Ndraha:2003:cetakan ke dua:Budaya
Organisasi
Stephen P.Robbins:1994:Cetakan
I,Edisi 3:Teori Organisasi
Sutarto:Universitas Gadjah
Mada:1984,yogyakarta:Cetakan 7:Dasar-Dasar Organisasi